Senin, 25 Februari 2013

Media Spinning

Jika melihat berita diberbagai media akhir-akhir ini, kita selalu disuguhkan dengan berita situasi politik diselingi dengan berita remeh temeh namun didramatisir dengan sedemikian rupa hingga menjadi isu nasional. sebagai contoh sebelum munculnya publikasi mengenai laporan pajak keluarga Presiden, didahului oleh berita penangkapan Rafi Ahmad yang dituduh sedang berpesta narkotik, mungkin hari kesialan si Rafi, dia ternyata masuk list blowup media sehingga mampu meredam laporan pajak keluarga Presiden. Namun berita mengenai rafi Ahmad masih belum mampu menutupi situasi yang sedang terjadi. Hingga keluarlah berita besar mengenai penangkapan Presiden PKS. Bombardir berita-berita dimedia yang memiliki tema berganti-ganti namun sama disemua media terkadang membuat kita kebingungan untuk melihat apa yang terjadi.
Jika kita bandingkan di Zaman Orde Baru, untuk menutupi sebuah isu/skandal utama adalah dengan tidak memberitakan. semua informasi tertutup rapat untuk rakyat, sehingga kita terkadang menjalani aktivitas seperti biasa tanpa mengetahui satu apapun. Namun dizaman gagap media saat ini, isu utama dari sebuah sekandal, walaupun tidak semuanya terbuka untuk publik, namun kita masih mengetahui berita, namun permasalahan utama dari sebuah isu ataupun skandal utama selalu tersamar dengan bombardir berita pendamping yang terkadang terlalu dibesar-besarkan. seperti penggerebakan dirumah Rafi Ahmad yang terlihat tidak terencana oleh BNN, dan terkesan tidak hati-hati malah menimbulkan banyak pertanyaan. Tuduhan penggunaan senyawa katinon yang berasal dari sebuha tumbuhan sirih arab oleh Rafi dan baru kemudian dimasukkan kedalam salah satu jenis narkoba mengundang keheranan. Dan ternyata senyawa tersebut tidak masuk dalam jenis narkotika di dalam UU Narkotika. dan jika masuk kedalam Narkotika, anehnya kenapa tidak ada penangkapan warga di puncak bogor yang menanam pohon khat tersebut yang telah lama dibudidayakan oleh warga untuk konsumsi turis timur tengah. Apakah berita ini memang sengaja dimunculkan sebagai antisipasi isu utama yang belakangan muncul? Namun jikapun benar ada sebuah bombardir berita untuk menutupi isu utama, pemberitaan mengenai penangkapan Presiden PKS menjadi suatu hal yang besar untuk dikorbankan, artinya pihak-pihak yang terkait dengan kasus/skandal utama yang akan ditutupi ini sudah pasti akan menghitung dengan detail jika ingin menutupi nya dengan berita penangkapan presiden PKS ini.
Namun dibalik benar atau salahnya sebuah analisa mengenai keterkaitan sebuah berita, menjadi sebuah berita pengecoh atau bukan, masyarakat kemudian diajak untuk berandai-andai, masyarakat boleh berpendapat dan beranalisa mengenai ini. Suatu hal yang berbeda ketika dizaman orde baru dimana masyarakat memang tidak memiliki info sama sekali mengenai apa yang sedang terjadi. Memang di air tenang kita tidak mengetahui bahayanya, sedangkan di air berarus deras, orang bodoh sekalipun mengerti bahayanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar